MAKASAR, SULAWESI SELATAN, NETRALNEWS.COM - Di Sulawesi Selatan sebenarnya ada 9 suku besar dengan pamornya cukup tinggi dan terkenal di sentero negeri. Sebut saja suku Makassar, suku Bugis, suku Mandar, suku Toraja, suku Kajang, dan lain-lain. Namun, di antara ke Sembilan suku itu ada suku yang lebih menonjol yaitu 4 suku; Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.
Atas pertimbangan itulah penulis, persisnya editor Netralnews kanal Rukun Suku Nusantara (RSN) mencoba mengangkatnya dengan menitikberatkan pada masalah kebudayaannya.
1. Suku Makassar
Suku Makassar, adalah nama sebuah suku yang memiliki populasi besar di Sulawesi Selatan. Populasi suku Makassar diperkirakan lebih dari 2 juta orang.
Orang Makassar menyebut diri mereka sebagai Mangkassara atau Mangassara. Orang Makassar tersebar mulai dari kota Makassar, kabupaten Gowa, Takalar, Je'neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep serta ke luar wilayah Sulawesi Selatan, seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Selain itu penyebaran orang Makassar juga banyak ditemukan di Kalimantan Timur,
Suku Makassar juga memiliki beberapa sub-suku yang tersebar di beberapa daerah lain, di Sulawesi Selatan dan daerah lain, termasuk ke wilayah provinsi lain. Kelompok sub-suku ini memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun bahasa Makassar.
Menurut sebuah cerita, pada masa lalu akibat serangan pasukan kolonial Belanda ke Kerajaan Gowa, banyak masyarakat Makassar yang terpecah-pecah dan menyebar ke berbagai daerah, termasuk ke daerah pegunungan, dan ke hutan pedalaman.
Di dalam persebaran ini, mereka membentuk kelompok-kelompok kecil, yang menjadi komunitas suku yang kecil-kecil. Suku-suku kecil inilah yang sekarang dianggap sebagai sub-suku Makassar.
Meskipun sudah membentuk suku-suku kecil sendiri, tetapi adat dan tradisi dengan kebudayaan tetap menginduk pada suku induk, yaitu Makassar.
2. Suku Bugis
Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara,Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Orang Bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara.
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Orang Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalah pribumi yang telah didatangi titisan langsung dari “dunia atas” yang “turun” (manurung) atau dari “dunia bawah” yang “naik” (tompo) untuk membawa norma dan aturan sosial ke bumi (Pelras, The Bugis, 2006).
Umumnya orang-orang Bugis sangat meyakini akan hal to manurung, tidak terjadi banyak perbedaan pendapat tentang sejarah ini. Sehingga setiap orang yang merupakan etnis Bugis, tentu mengetahui asal-usul keberadaan komunitasnya.
3. Suku Mandar
Suku Mandar merupakan suku asli yang berada di Sulawesi Barat mendiami kabupaten Polewali, Mandar dan Majene. Penyebaran suku Mandar ini juga berada di provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Populasi suku Mandar di Sulawesi Barat diperkirakan lebih dari 260.000 orang dan di Kalimantan Selatan 29.322 orang pada sensus tahun 2000.
Suku Mandar masih berkerabat dengan suku Bugis dan Makassar, karena terdapat kedekatan dalam segi asal-usul sejarah, budaya dan bahasa.
Suku Mandar ini termasuk salah satu suku yang suka hidup di laut, termasuk salah satu suku bahari, tapi mereka berbeda dengan suku Bajo dan suku-suku laut. Pemukiman mereka kebanyakan berhadapan langsung dengan laut lepas.
Mereka menganggap lautan sebagai rumah dan ladang untuk mencari sumber kehidupan.
4. Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara sulawesi selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, kabupaten toraja utara, dan kabupaten mamasa.
Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.
Yang paling terkenal dari suku Toraja adat atau tradisi pemakamannya. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.
Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia.
Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.
Itulah sekilas ulasan keempat suku yang hebat dan populer di Sulawesi Selatan.
Sumber: Dielaborasi dari Ishakmangkura.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar