Senin, 04 Desember 2017

Keunikan perayaan natal diberbagai daerah di Indonesia

Keunikan Perayaan Natal di Indonesia 

perayaan natal

Apa perayaan natal paling unik yang pernah kamu hadiri? Di berbagai belahan dunia, perayaan natal berlangsung unik dan sangat seru, termasuk di Indonesia. Simak apa saja keunikannya di sini.

Menjelang natal akhir tahun ini, apa sih yang akan kamu persiapkan? Momen indah ini tentu ingin kamu persiapkan dengan baik dan manis, bukan? Perayaan Natal identik dengan Misa Natal di gereja, acara-acara makan, hadiah-hadiah Natal, Santa Klaus, pohon Natal, film-film Natal, atau liburan yang panjang.
Selain itu, banyak mall, restoran, supermarket, gedung, rumah, dan jalanan dihiasi dengan ornamen-ornamen Natal yang meriah. Meskipun hal-hal tersebut juga dapat ditemukan di Indonesia, tapi banyak juga tradisi perayaan Natal yang khas dari Indonesia. Lalu, seperti apa juga keunikan perayaan natal negara lain di dunia? Penasaran? Yuk kita simak ulasan Halomoney di bawah ini.

Keunikan perayaan natal di berbagai daerah Indonesia

Sebelum membahas keunikan perayaan natal negara lain di seluruh penjuru dunia, kita simak dulu yuk keunikan perayaan natal di daerah di Indonesia. Apa saja sih? Lalu, apakah daerahmu termasuk disini?

Marbinda Sumatra Utara

perayaan natal
(source: pinterest)
Sumatera Utara punya keunikan tersendiri dalam perayaan natal. Aspek kuliner termasuk penting dalam tradisi Natal di seluruh dunia. Begitu pun bagi masyarakat Batak di Sumatra Utara, di mana ada tradisi kuliner yang disebut Marbinda.
Dalam menyambut Natal, mereka akan menyembelih seekor hewan yang kemudian akan dibagi-bagikan kepada masyarakat. Penyembelihan hewan itu disebut Marhobas. Jenis hewan bisa berupa kerbau, lembu atau babi. Tradisi Marbinda ini juga dipercaya menggambarkan kebersamaan dan gotong royong antarkelompok dan antaragama. Ini pasti membawa kita ke dalam semangat Natal, kan?

Rabo-Rabo, Jakarta

perayaan natal
Meskipun dikenal sebagai kota metropolis modern, Jakarta tetap mempertahankan tradisi unik yang kerap dijalankan masyarakatnya. Contohnya adalah Rabo-rabo, sebuah tradisi perayaan Natal yang dilakukan oleh warga keturunan Portugis di Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Setelah melakukan Misa di gereja, warga akan ziarah ke pemakaman yang terletak di samping gereja. Setelah itu, mereka memainkan musik keroncong, bernyanyi lagu-lagu Natal, dan juga menari bersama. Mereka akan berkeliling mengunjungi teman-teman dan anggota keluarga. Setiap orang yang dikunjungi oleh rombongan tersebut wajib mengikuti hingga akhirnya rombongan menjadi besar.

Meriam Bambu, Ambon-Flores-Papua

Di Flores, Natal identik dengan meriam bambu yang diledakkan nyaris di tiap sudut kota pada malam Natal. Anak muda biasa begadang semalaman pada 24 Desember sambil sesekali main kembang api. Di Ambon, Natal diwarnai bunyi sirine kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan serentak pada tengah malam 24 Desember.
Momen ini juga identik dengan pertemuan keluarga besar. Tradisi unik lainnya ada di Papua. Warga Papua memiliki tradisi pesta barapen atau bakar batu, yakni sebuah ritual kuliner lokal untuk mengolah babi sebagai ungkapan kebahagiaan Natal. Selain itu, di banyak tempat dipasang dekorasi bertema kelahiran Yesus, lengkap dengan lagu-lagu Natal yang diputar 24 jam.

Kunci Taon, Sulawesi Utara

Di daerah lain, tepatnya di Manado, Sulawesi Utara, ada tradisi untuk berkeliling kota selama perayaan Natal. Hal ini dilakukan para pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) yang akan mengikuti ibadah di kecamatan yang berbeda-beda.
Warga Manado merayakan Natal sejak 1 Desember hingga awal bulan Januari. Hal ini termasuk kegiatan ibadah pra-Natal yang dilakukan setiap hari hingga hari Natal, melakukan ziarah ke pamakaman keluarga dan kerabat, yang kemudian diakhiri dengan perayaan Kunci Taon. Ini merupakan sebuah pawai yang diadakan oleh warga Manado yang dimeriahkan dengan memakai pakaian kostum menarik dan lucu.

Lovely December, Sulawesi Selatan

Sama halnya dengan masyarakat Manado, perayaan Natal bagi masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan juga dilakukan dari awal bulan Desember. Sebuah festival dengan nama “Lovely December” diselenggarakan oleh Pemda setempat yang juga terbuka buat para wisatawan.
Selama masa “Lovely December”, orang-orang bisa menikmati beragam kuliner setempat yang lezat, upacara tradisional, karnaval, dan pertunjukan kerajinan dan kesenian tradisional maupun modern. Puncak acara dilakukan pada 26 Desember dengan Lettoan, sebuah tradisi mengarak babi yang mewakili simbol-simbol kebersamaan masyarakat Toraja.

Pagelaran Wayang Wahyu, Jawa Tengah

Bagi masyarakat Jawa, Misa Natal dilakukan dengan cukup unik dan sangat kental dengan budaya Jawa. Pendeta atau pastor serta para jemaat memakai pakaian adat Jawa, seperti beskap, blangkon, atau kebaya. Selain itu, mereka juga menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit yang disebut juga Wayang Wahyu. Yang membedakannya dari pertunjukan wayang kulit biasa adalah cerita-cerita yang berasal dari Kitab Injil bukan dari epos Ramayana ataupun Mahabharata.

Gereja Penjor, Bali

Pemeluk Kristen di Bali biasa merayakan Natal dengan pakaian khas daerah mereka, seperti kebaya, selendang, dan kain kamen. Warna yang biasa digunakan adalah hitam putih. Pada saat perayaan Natal, kompleks gereja dihias dengan batang bambu yang dihiasi janur, sebuah ornamen khas Bali yang disebut Penjor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

faktor penyebaba suatu konflik

Pepatah ada asap tentu ada api adalah sebuah pepatah yang berlaku universal sebagai konsekuensi dari hubungan timbal balik atau sebab akibat...